HOTEL MALIYAWAN: Pemkot Lepas Tangan Soal Maliyawan

Harian Kota Solo - HOTEL MALIYAWAN: Pemkot Lepas Tangan Soal Maliyawan

SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tak ambil pusing dengan jatuhnya kepemilikan aset Hotel Maliyawan, Tawangmangu kepada pihak perseorangan. Pemkot mengklaim segala keputusan atas Maliyawan menjadi hak prerogatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, saat ditemui di Balaikota, Rabu (12/9/2012). Menurut Budi, Pemkot sama sekali tak memiliki hak terhadap tanah Maliyawan.

”Mau dijual ke siapapun, itu menjadi hak provinsi. Kami tak punya hak apapun dan tak bisa berbuat apa-apa,” tegasnya.

Sekda menekankan, sejak awal Pemkot hanya berlaku sebagai penyewa lahan. Selain itu, imbuhnya, pemilik lahan tidak memiliki kewajiban untuk memberitahukan kepada penyewa ihwal masa depan tanah paska sewa berakhir.

”Tidak ada ketentuan yang mengharuskan Pemprov memberitahu kami mau dijual atau diapakan lahan itu selanjutnya,” jelas dia.

Budi memastikan pihaknya tak akan tinggal diam jika tanah itu memang milik Pemkot Solo. Dengan fakta yang ada, pihaknya tentu tak mau mengambil risiko lebih jauh terkait kepemilikan Maliyawan.

”Dengan ketentuan apa kami ikut campur urusan pemilik lahan. Tidak ada dasarnya,” tutur Budi.

Meski demikian, pihaknya salut dengan DPRD yang bersikap kritis ihwal indikasi penyelewengan tanah Maliyawan. Namun Sekda menyayangkan kecurigaan tersebut malah ditimpakan kepada Pemkot. Menurutnya, dugaan kalangan legislatif itu salah alamat.

”Sekali lagi, kami tidak memiliki landasan hukum terkait kepemilikan tanah Maliyawan. Kalau disuruh meminta dan yang memiliki tidak memberikan, ya kami tak punya landasan hukum untuk meminta.” tegasnya.

Sebelumnya, DPRD menyoroti adanya kejanggalan dalam proses pelepasan aset Maliyawan kepada pihak perseorangan yang disinyalir taipan bisnis di Kota Bengawan. Menurut kronologis yang dihimpun dari Badan Pertanahan Negara (BPN) Karanganyar, nama Walikota Solo, Joko Widodo, tercatat menyetujui penyerahan aset kepada Direktur PT Citra Mandiri Jawa Tengah, pada 10 Juni 2011.


Berita Rabu, 12/9/2012 14:20 - sumber: Solopos

Berita Lainnya:
  • KRISIS AIR: Diduga Akibat Rusunawa Kerkov, 60 KK di Jebres Kesulitan Air
  • Integrasi Wujudkan Mimpi Solo Bebas Macet
  • PASAR MEBEL SOLO: DPRD Minta DPP Ajukan Dana Perbaikan
  • Pelajar SMP Temukan Puluhan Amunisi di Sungai Bengawan Solo
  • KIRAB FACP: Ribuan Orang Padati Jl Slamet Riyadi
  • KRISIS AIR: Diduga Akibat Rusunawa Kerkov, 60 KK di Jebres Kesulitan Air

    Harian Kota Solo - KRISIS AIR: Diduga Akibat Rusunawa Kerkov, 60 KK di Jebres Kesulitan Air

    SOLO–Seluruh warga RT 004/RW 007 Rejosari, Purwodiningratan, Jebres, mengalami kesulitan air pascapembangunan Rusunawa Kerkov. Setidaknya 60 kepala keluarga (KK) harus memutar otak untuk mencari aliran air tiap harinya.

    Menurut Ketua RT 004/RW 007 Rejosari, Andy Budiono, minimnya aliran air telah berlangsung sebulan terakhir. Kondisi memprihatinkan tersebut, imbuhnya, memaksa warga ngangsu air hingga Kecamatan Jebres.

    “Setiap pagi saya selalu mandi di kantor kecamatan. Sore di Gereja Margoyudan. Lha gimana lagi, di rumah airnya seret,” ujar Andy saat ditemui di kediamannya, Selasa (11/9/2012).

    Lelaki yang juga berprofesi linmas Kecamatan Jebres itu mengungkapkan, warga setempat memang cenderung menggunakan air tanah dibanding PDAM. Pasalnya, imbuh dia, kualitas dan kelancaran air tanah di tempatnya baik-baik saja sebelum pembangunan Rusunawa Kerkov.

    “Saya tidak tahu kok bisa begini. Sumur sudah saya perdalam hingga 16 meter tapi airnya masih belum lancar,” katanya sambil menggelengkan kepala.

    Seorang warga lain, Kiptiyah, juga dibikin pusing dengan minimnya pasokan air. Kiptiyah mengungkapkan, air tanah dari sumurnya selama ini digunakan untuk mandi, mencuci dan konsumsi minum.

    “Sekarang sehari cuma satu ember besar, setelah itu mati. Nanti sore ngalir lagi sedikit-sedikit. Jadi harus benar-benar dihemat airnya,” kata dia.

    Dia memaparkan, sebelum pembangunan Rusunawa Kerkov, aliran air di rumahnya cukup lancar. Ia menuding keberadaan sumur di Rusunawa menjadi penyebab macetnya aliran air warga.

    “Dugaan orang bodo kayak saya, mungkin airnya kesedot sama sumur dalam di Rusunawa. Lha sebelum ada itu lancar-lancar saja kok,” tukasnya sembari berharap Pemkot segera menanggulangi masalah tersebut.

    Kepala Bagian (Kabag) Kesra Pemkot Solo, Sri Kadarwati, mengimbau warga segera lapor ke RW dan kelurahan setempat untuk meminta dropping air. Namun demikian, pihaknya ragu RT setempat bisa masuk kriteria penyaluran dropping air.

    “Opsi dropping air ini kalau sudah tidak ada solusi lain. Warga Purwodiningratan kan masih bisa pasang PDAM,” katanya.

    Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Agus Djoko Witiarso, membantah kesulitan air warga bersumber dari sumur Rusunawa Kerkov. Pihaknya menerangkan, rusunawa menggunakan sumber air yang berbeda dari sumur warga.

    “Air di rusunawa diambil dari sumur dalam, bukan sumur dangkal seperti milik warga. Jadi enggak ada pengaruhnya,” tegas dia.

    Pihaknya menengarai musim kemarau-lah yang menjadi faktor kekeringan di Purwodiningratan. Pasalnya, imbuh dia, air sumur dangkal dipasok dari infiltrasi air hujan.

    Pihaknya pun memastikan sumur di rusunawa tak akan mengganggu aliran air warga saat mulai dioperasikan.

    “Gimana bisa mengganggu kalau sekarang saja belum dihuni. Setelah ditempati pun, kami jamin tidak ada masalah.”


    Berita Selasa, 11/9/2012 16:23 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Integrasi Wujudkan Mimpi Solo Bebas Macet
  • PASAR MEBEL SOLO: DPRD Minta DPP Ajukan Dana Perbaikan
  • Pelajar SMP Temukan Puluhan Amunisi di Sungai Bengawan Solo
  • KIRAB FACP: Ribuan Orang Padati Jl Slamet Riyadi
  • Pengguna Penjaminan Kredit Perumahan UN Habitat Masih Minim
  • Integrasi Wujudkan Mimpi Solo Bebas Macet

    Harian Kota Solo - Integrasi Wujudkan Mimpi Solo Bebas Macet

    Pohon tua nan rimbun itu berdiri di tepian jalan yang padat kendaraan. Sederet kursi, taman air serta tiang lampu hiasan ditata mengitarinya. Paving-paving terpasang rapi dan bersih, membuat nyaman para pejalan kaki di sana. Sejumlah anak-anak pun tampak bermain dengan riang tanpa diliputi rasa waswas.

    Jauh hari sebelumnya, tempat itu merupakan kawasan padat PKL yang kumuh. Banyak hunian warga dibangun dengan melanggar batas inland kadaster (ika). Sejak dimulai program penataan, kawasan Jl Kapten Mulyadi itu berubah. Bukan hanya keindahan visual yang disuguhkan, hak-hak para pejalan kaki juga dikembalikan.

    “Dan Solo komitmen untuk terus memperbanyak jalur bagi pejalan kaki. Sehingga, perpindahan manusia tak harus dengan kendaraan,” kata Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Solo, Sri Baskoro, kepada Solopos.com, akhir pekan lalu.

    Pembangunan kawasan padestrianâ€"seperti di Jl Kapten Mulyadi di atasâ€"hanyalah satu di antara sekian program Solo Move People Not Car, sebuah program untuk mengatasi keruwetan lalu lintas. Masyarakat diajak untuk hidup sehat dengan membiasakan berjalan kaki, naik sepeda kayuh, atau menaiki tranportasi massal ketika ingin berpindah dari satu jarak ke jarak lainnya.

    “Itulah sebabnya, infrastruktur harus mulai dibenahi sejak sekarang,” tambahnya.

    Sedikitnya ada 31 strategi yang disiapkan Pemkot Solo untuk mengurai kemacetan yang melanda Kota Solo, akhir-akhir ini. Program itu antara lain pembangunan underpass, fly over, penataan parkir luar kota dan penerapan parkir progresif, penataan trayek, Solo Car Free Day, pembangunan jalan lingkar, pengembangan sistem multimoda, peningkatan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL), peningkatan jalur lambat, peningkatan tranportasi massal hingga mengeluarkan kebijakan melarang siswa SMP naik sepeda motor.

    “Tahun depan, BST (Batik Solo Trans) dengan tujuh koridor sudah bisa dioperasikan. Saat ini, masih menunggu payung hukum pengoperasian BST,” ujar Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Soedrajad.

    Yosca optimistis dengan peningkatan kualitas tranportasi massal seperti BST, KA Kota hingga bus pariwisata, kepercayaan masyarakat terhadap transportasi massal akan kembali pulih.

    “Selama ini, harus diakui tranportasi massal masih jauh dari ideal. Tak nyaman, tak aman, tak tepat waktu. Penumpang hanya membuang-buang waktu di jalanan,” kritik Yosca.

    Meski demikian, upaya mewujudkan mimpi Solo bebas macet bakal sulit terwujud tanpa kerja sama dengan pemerintah daerah di sekitarnya. Dalam pembahasan jalur trayek misalnya, Solo harus duduk bersama dengan pemerintah daerah.

    “Dalam pembangunan underpass Makam Haji atau fly over Palur adalah contohnya. Solo kan ikut terkena macet. Akibatnya, jalur harus dialihkan semua. Nah, inilah pentingnya penataan lalu lintas terintegrasi,”  jelas Baskoro.


    Berita Senin, 10/9/2012 17:01 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PASAR MEBEL SOLO: DPRD Minta DPP Ajukan Dana Perbaikan
  • Pelajar SMP Temukan Puluhan Amunisi di Sungai Bengawan Solo
  • KIRAB FACP: Ribuan Orang Padati Jl Slamet Riyadi
  • Pengguna Penjaminan Kredit Perumahan UN Habitat Masih Minim
  • AIR MINUM: Akibat Musim Kemarau, Biaya Produksi PDAM Membengkak 20%
  • PASAR MEBEL SOLO: DPRD Minta DPP Ajukan Dana Perbaikan

    Harian Kota Solo - PASAR MEBEL SOLO: DPRD Minta DPP Ajukan Dana Perbaikan

    SOLO–DPRD Solo memberikan apresiasi lebih kepada pedagang Pasar Mebel di Ngemplak, Solo. Pasalnya, selama ini pedagang bisa mandiri meskipun tidak ada kucuran dana dari APBD pascakebakaran yang terjadi di pasar tersebut beberapa tahun silam.

    Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, mengatakan sudah seharusnya Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) memikirkan kelangsungan para perajin mebel di pasar tersebut.

    “Kami mengapresiasi para pedagang Pasar Mebel. Selama ini mereka secara mandiri memperbaiki los dan kios mereka. Mereka tidak menunggu kucuran dana untuk memperbaiki los dan kios yang terbakar. Mereka menggunakan terpal atau bahan penutup lainnya agar bisa tetap berjualan,” paparnya, Minggu (9/9/2012).

    Kondisi di pasar tersebut, jelasnya, berbeda dengan pasar lainnya. “Pasar lain harus menunggu mendapatkan bantuan dari APBD atau sumber pendanaan lainnya,” terangnya.

    Lantaran hal tersebut, Sukasno meminta kepada DPP untuk mengajukan anggaran pembangunan Pasar Mebel pada 2013 mendatang.


    Berita Senin, 10/9/2012 08:50 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Pelajar SMP Temukan Puluhan Amunisi di Sungai Bengawan Solo
  • KIRAB FACP: Ribuan Orang Padati Jl Slamet Riyadi
  • Pengguna Penjaminan Kredit Perumahan UN Habitat Masih Minim
  • AIR MINUM: Akibat Musim Kemarau, Biaya Produksi PDAM Membengkak 20%
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Selama 20 Tahun, Pedagang Ditarik Rp6.000/hari
  • Pelajar SMP Temukan Puluhan Amunisi di Sungai Bengawan Solo

    Harian Kota Solo - Pelajar SMP Temukan Puluhan Amunisi di Sungai Bengawan Solo
    Soloâ€"Sebanyak 27 butir amunisi kaliber 39 mm ditemukan seorang pelajar SMP di sungai Bengawan Solo, tepatnya di bawah jembatan rel kereta api di Losari, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (9/9) siang. Amunisi itu ditemukan Sigit Mandala Sakti, warga setempat ketika sedang mengeruk lumpur mencari cacing untuk umpan memancing.

    Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in, ketika dimintai konfirmasi Espos, Minggu malam, menyampaikan amunisi-amunisi itu ketika ditemukan berada dalam botol bekas tempat air mineral. Kondisi amunisi tersebut berkarat dan berlumpur. Namun, setelah polisi memeriksa amunisi itu ternyata masih aktif.

    “Diperkirakan amunisi itu terpendam sudah sangat lama. Anak itu bisa menemukan lantaran air Sungai Bengawan Solo telah surut. Setelah ada laporan kami langsung mengamankan amunisi itu,” terang Asjimain.

    Kapolresta menceritakan, ketika itu beberapa anak berniat ingin mencari cacing sebagai umpan memancing. Sigit secara tak sengaja mengeruk tanah di tepi Sungai Bengawan Solo di bawah jembatan rel kereta api di Losari. Saat mengeruk tanah Sigit kaget lantaran mendapati butiran-butiran peluru yang terdapat dalam botol bekas tempat air mineral.
    “Tak lama anak itu melaporkan hasil temuannya itu ke Polsek Pasar Kliwon,” urai Kapolresta.

    Hanya saja ia belum bisa memastikan amunisi itu terpendam berapa lama dan milik siapa. Oleh karena itu, pihaknya akan menyelidiki lebih lanjut. Sementara, amunisi-amunisi itu diamankan di Mapolsek Pasar Kliwon.


    Berita Minggu, 09/9/2012 21:24 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • KIRAB FACP: Ribuan Orang Padati Jl Slamet Riyadi
  • Pengguna Penjaminan Kredit Perumahan UN Habitat Masih Minim
  • AIR MINUM: Akibat Musim Kemarau, Biaya Produksi PDAM Membengkak 20%
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Selama 20 Tahun, Pedagang Ditarik Rp6.000/hari
  • REVITALISASI GALABO: Selter Mulai Dibongkar, Pedagang Dipindahkan ke Lokasi Darurat
  • KIRAB FACP: Ribuan Orang Padati Jl Slamet Riyadi

    Harian Kota Solo - KIRAB FACP: Ribuan Orang Padati Jl Slamet Riyadi

    SOLO–Ribuan orang memadati Jl Slamet Riyadi menonton kirab budaya peserta delegasi Federation for Asian Cultural Promotion (FACP), Sabtu (8/9/2012). Bahkan, para penonton memenuhi di sekitar panggung utama yang disediakan panitia di depan Plasa Sriwedari.

    Pantauan Solopos.com  pukul 16.00 WIB, rombongan peserta delegasi FACP baru melintas di depan panggung utama. Diikuti beberapa peserta dari sanggar seni di Kota Solo dan kelompok kesenian perwakilan dari kelurahan.

    Kirab yang mengusung tema wayang itu, petugas gabungan dari Dishubkominfo, Polresta Solo menutup jalan yang menuju lokasi kirab. Meski demikian, masih banyak kendaraan yang melintas di jalur kirab tersebut.

    Kegiatan yang merupakan rangkaian konferensi ke-10 FACP itu diikuti 195 peserta delegasi FACP. Direncanakan kirab itu akan diikuti sekitar 1.200 anak dari berbagai sekolah dasar dan sanggar seni. Direncanakan finish kirab di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan.


    Berita Sabtu, 08/9/2012 16:33 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Pengguna Penjaminan Kredit Perumahan UN Habitat Masih Minim
  • AIR MINUM: Akibat Musim Kemarau, Biaya Produksi PDAM Membengkak 20%
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Selama 20 Tahun, Pedagang Ditarik Rp6.000/hari
  • REVITALISASI GALABO: Selter Mulai Dibongkar, Pedagang Dipindahkan ke Lokasi Darurat
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Pedagang Diteror, Studi Kelayakan Perlu Dikaji Ulang
  • Pengguna Penjaminan Kredit Perumahan UN Habitat Masih Minim

    Harian Kota Solo - Pengguna Penjaminan Kredit Perumahan UN Habitat Masih Minim
    SOLOâ€"Warga Solo yang mampu mengakses dana penjaminan kredit perumahan yang disediakan lembaga UN Habitat sangat minim.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto menyebutkan dari dana Rp10 miliar yang disediakan UN Habitat untuk Kota Solo sebagai dana penjamin kredit untuk pembiayaan rumah layak huni, baru terserap sekitar Rp40 juta hingga Rp50 juta. “Atau sudah diakses oleh sekitar 12 warga, di wilayah Gandekan,” kata Budi, saat ditemui wartawan, di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo, Jumat (7/9/2012).

    Dia menyebut, program penjaminan kredit perumahan yang disediakan oleh lembaga UN Habitat merupakan program khusus antara UN Habitat dengan Kota Solo sejak tahun 2011 lalu. Program tersebut, diperuntukkan bagi warga miskin di Solo, agar bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan perumahan, kemudian pinjamannya dijamin oleh UN Habitat. Tapi, sayangnya, aturan dari UN Habitat itu sangat ketat. Ada selisih sedikit dari aturan yang ditetapkan oleh UN Habitat, maka akan gagal mendapatkan fasilitas penjaminan kredit. “Sampai dengan tahun 2014 nanti, program ini akan ditinjau ulang lagi.”

    Budi mengatakan, banyak sekali warga Solo yang sudah mengajukan permintaan fasilitas jaminan dari UN Habitat tersebut. “Tapi karena aturannya sangat ketat, masyarakat tetap kesulitan mendapatkan jaminan pembiayaan dari UN Habitat.”

    Budi melanjutkan, yang dibutuhkan masyarakat kurang mampu saat ini adalah lembaga-lembaga penjaminan kredit, baik untuk kebutuhan dasar hingga lembaga penjamin kredit untuk kegiatan usaha dan industri kecil. Syaratnya pun harapannya bisa lebih longgar, agar masyarakat bisa lebih mudah mengakses kredit.

    “Kalau ketersediaan dana untuk pinjaman, pasti semua bank itu punya uang banyak untuk dipinjamkan. Tapi, masyarakat sering tidak bisa mengakses pinjaman karena tidak punya jaminan. Nah, disinilah fungsi lembaga penjamin kredit itu sangat dibutuhkan.” Lembaga penjamin kredit yang saat ini ada, kata dia, juga belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan papan, termasuk untuk mengembangkan sektor industri dan perdagangan.


    Berita Jumat, 07/9/2012 15:35 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • AIR MINUM: Akibat Musim Kemarau, Biaya Produksi PDAM Membengkak 20%
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Selama 20 Tahun, Pedagang Ditarik Rp6.000/hari
  • REVITALISASI GALABO: Selter Mulai Dibongkar, Pedagang Dipindahkan ke Lokasi Darurat
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Pedagang Diteror, Studi Kelayakan Perlu Dikaji Ulang
  • Optimalkan Pemasaran, Sentral Tanaman Hias Solo Akan Bangun Greenhouse
  • AIR MINUM: Akibat Musim Kemarau, Biaya Produksi PDAM Membengkak 20%

    Harian Kota Solo - AIR MINUM: Akibat Musim Kemarau, Biaya Produksi PDAM Membengkak 20%

    SOLO-â€"Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo harus menanggung naiknya ongkos produksi lantaran menurunnya kualitas air Sungai Bengawan Solo. Kondisi tersebut lantaran kemarau berkepanjangan di Kota Bengawan.

    Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PDAM Solo, Singgih Tri Wibowo, saat ditemui di Balaikota, Kamis (6/9/2012). Kepada wartawan, Singgih mengatakan selama musim kemarau ongkos pengolahan air minum dengan sumber dari Bengawan Solo meningkat 20% dibandingkan musim penghujan.

    ”Konsekuensinya biaya pengolahan jadi lebih mahal,” ujar Singgih.

    Menurutnya, peningkatan biaya produksi tersebut berimbas dari naiknya pembelian bahan kimia, biaya listrik dan biaya mencuci instalasi. Semua komponen tersebut, imbuhnya, membuat PDAM harus merogoh kocek lebih dalam. ”Ya semuanya jadi lebih mahal,” tuturnya.

    Singgih memerkirakan air dari Sungai Bengawan Solo menyuplai sekitar 15% kebutuhan air bersih di Kota Solo. Sementara instalasi pengolahan air memiliki kapasitas sebesar 100 liter per detik. Selebihnya, imbuh dia, penyediaan air bersih berasal dari mata air Cokrotulung Klaten dengan kapasitasi 387 liter per detik dan 26 sumur dalam berkapasitas total 350,10 liter per detik.

    ”Meski hanya 15% tapi itu disebar ke seluruh wilayah Solo secara random. Saat ini interkoneksi antar sumber mata air juga sudah berjalan,” terang dia.

    Singgih menambahkan upaya pengelolaan air Bengawan Solo diharapkan bisa membantu mendongkrak ketersediaan air bersih di Kota Bengawan. Pihaknya memandang keberadaan air sungai itu cukup vital untuk menjaga kecukupan volume air bersih saat kemarau tiba.

    “Meski bikin ongkos naik, keberadaan Bengawan Solo tetap penting bagi kami. Masyarakat Solo juga diuntungkan.”

    Setiap tahun, pihaknya mengaku sudah mengalokasikan dana khusus untuk menghadapi musim panas. Hal tersebut, imbuhnya, penting untuk mengantisipasi lonjakan biaya operasional.

    ”Kami sudah menduga setiap kemarau selalu terjadi seperti ini. Makanya kami sediakan anggaran sejak awal,” pungkasnya.


    Berita Kamis, 06/9/2012 17:20 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Selama 20 Tahun, Pedagang Ditarik Rp6.000/hari
  • REVITALISASI GALABO: Selter Mulai Dibongkar, Pedagang Dipindahkan ke Lokasi Darurat
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Pedagang Diteror, Studi Kelayakan Perlu Dikaji Ulang
  • Optimalkan Pemasaran, Sentral Tanaman Hias Solo Akan Bangun Greenhouse
  • Di Balekambang Para Lansia Mengulangi Kenangan Masa Kecil
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Selama 20 Tahun, Pedagang Ditarik Rp6.000/hari

    Harian Kota Solo - REVITALISASI PASAR KLEWER: Selama 20 Tahun, Pedagang Ditarik Rp6.000/hari

    SOLOâ€"Pemkot Solo berencana menarik iuran sebesar Rp6.000/hari setiap pedagang di Pasar Klewer selama 20 tahun. Penarikan iuran tersebut karena proyek revitaliasi Pasar Klewer membutuhkan dana Rp285 miliar. Sebanyak Rp100 miliar di antaranya Pemkot akan meminta ke Kementerian Perdagangan.

    ”Uang sebanyak itu untuk menutup pengeluaran revitalisasi Klewer yang mencapai Rp285 miliar,” ujarnya kepada wartawan seusai apel damai di Lapangan Kota Barat, Rabu (5/9/2012).

    Menurutnya, langkah itu dilakukan agar tak semakin memberatkan beban pedagang. Pasalnya, Pemkot berencana menarik iuran sebesar Rp6.000 per hari dari seluruh pedagang pasar seusai revitalisasi rampung. Uang sebesar itu, imbuh Rudy, akan ditarik selama 20 tahun. ”Ini sudah dikaji pihak konsultan. Jika pedagang diminta iuran Rp6.000 per hari selama 20 tahun, kekurangan anggaran revitalisasi tinggal berkisar Rp100 miliar. Kekurangan itulah yang sedang kami carikan solusi,” tutur lelaki berkumis ini.

    Rudy mengungkapkan, sempat terlontar opsi menarik iuran pedagang sebesar Rp15.000 per hari. Namun hal itu buru-buru ditolaknya lantaran tak ingin beban pedagang semakin berat. ”Kalau pakai opsi itu, Pemkot akan mendapat untung. Namun itu tak kami lakukan. Kami sepakat memberlakukan iuran Rp 6.000 sehingga tidak begitu memberatkan pedagang.”

    Ke depan, Pemkot berencana mengembangkan pasar kebanggaan wong Solo ini menjadi pusat grosir tekstil regional Jawa Tengah.


    Berita Kamis, 06/9/2012 01:00 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • REVITALISASI GALABO: Selter Mulai Dibongkar, Pedagang Dipindahkan ke Lokasi Darurat
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Pedagang Diteror, Studi Kelayakan Perlu Dikaji Ulang
  • Optimalkan Pemasaran, Sentral Tanaman Hias Solo Akan Bangun Greenhouse
  • Di Balekambang Para Lansia Mengulangi Kenangan Masa Kecil
  • AKSI TERORISME SOLO: Pemkot Rencanakan Gelar Apel Solo Damai
  • REVITALISASI GALABO: Selter Mulai Dibongkar, Pedagang Dipindahkan ke Lokasi Darurat

    Harian Kota Solo - REVITALISASI GALABO: Selter Mulai Dibongkar, Pedagang Dipindahkan ke Lokasi Darurat
    SOLO – Selter para pedagang di kawasan kuliner Gladag Langen Bogan (Galabo), di Jl Mayor Sunaryo sudah mulai dibongkar terkait program revitalisasi kawasan tersebut. Sebagai gantinya, Pemkot menyediakan tempat darurat di parkir bus pariwisata atau di belakang selter sisi barat.

    “Lokasi ini mau diperbaiki. Itulah sebabnya saya harus pindah dalam waktu dekat ini,” jelas salah seorang pedagang, Mulyono, saat ditanya Solopos.com, Rabu (5/9/2012). Mulyono mengatakan pemindahan gerobak dagangannya akan dilakukan setelah lokasi darurat yang sedang dibangun siap untuk ditempati. Namun dia sendiri belum tahu persis pembagian penempatan selter darurat tersebut. “Informasinya hanya ditempatkan di lokasi parkir bus. Nanti PKL bergabung dalam satu tempat,” jelasnya.

    Ketua Paguyuban PKL Beteng Utara, Habib Mas’ud, menjelaskan pembongkaran selter dalam rangka revitalisasi kawasan kuliner. Berkenaan dengan sosialisasi pembongkaran, pihaknya mengakui telah dilakukan jauh hari sebelumnya. “Karena revitalisasi merupakan program Pemkot Solo, kami siap mendukung. Awalnya pedagang khawatir tidak bisa berjualan lagi, namun dalam rapat dijelaskan akan ada tempat darurat untuk berjualan. Jadi selama proses revitalisasi ini, tidak mengganggu aktivitas pedagang,” jelas Habib kepada wartawan di lokasi selter.

    Proses revitalisasi tersebut, lanjut Habib, bertujuan untuk membuat salah satu kawasan kuliner di Kota Solo menjadi tertib dan nyaman. Sebab, selama ini banyak orang mengeluhkan tentang kondisi PKL yang terlihat kumuh dan kotor. “Lokasi ini menjadi pelopor bagi kawasan kuliner di tempat lain. Masak tempatnya tidak tertib dan kotor,” ujarnya.

    Habib merencanakan membuat seragam khusus bagi pelayan atau karyawan yang dipakai saat bekerja. Rencana itu dicetuskan agar masyarakat atau pembeli merasa terkesan saat berkunjung di kawasan kuliner tersebut. “Kawasan ini memang terbagi dua. Jika malam hari dikenal dengan sebutan kawasan kuliner Galabo, apabila siang hari disebut PKL Beteng Utara. Namun itu semua tidak masalah, yang terpenting pedagang saling menjaga ketertiban dan kebersihan,” jelasnya.

    Dalam kesempatan itu, Kepala UPTD Kawasan Kuliner Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo, Agus Sisworiyanto, menjelaskan revitalisasi kawasan kuliner sepanjang 300 meter di Jl Mayor Sunarso menelan dana sekitar Rp5 miliar. “Konsep selter yakni menggunakan kanopi sliding. Apabila hujan bisa ditutup sampai batas rel kereta, jika tidak hujan akan dibuka sampai batas paving dengan aspal,” jelasnya.


    Berita Rabu, 05/9/2012 16:36 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Pedagang Diteror, Studi Kelayakan Perlu Dikaji Ulang
  • Optimalkan Pemasaran, Sentral Tanaman Hias Solo Akan Bangun Greenhouse
  • Di Balekambang Para Lansia Mengulangi Kenangan Masa Kecil
  • AKSI TERORISME SOLO: Pemkot Rencanakan Gelar Apel Solo Damai
  • Pedagang Klithikan Sampaikan Dukungan Jokowi DKI I
  • REVITALISASI PASAR KLEWER: Pedagang Diteror, Studi Kelayakan Perlu Dikaji Ulang

    Harian Kota Solo - REVITALISASI PASAR KLEWER: Pedagang Diteror, Studi Kelayakan Perlu Dikaji Ulang

    SOLO–Pedagang Pasar Klewer yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) merasa dicederai selama proses sosialisasi studi kelayakan atau feasilibity study (FS). Penyebabnya tidak lain yakni adanya ancaman teror melalui pesan pendek atau SMS secara bertubi-tubi dalam beberapa hari lalu.

    “Kami dari awal mendukung apapun keputusan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Namun ditengah jalan, kok jadi seperti ini. Masih ada orang yang tidak fair, kami diteror,” jelas Pejabat Humas, Kusbani, saat ditemui solopos.com, di Pasar Klewer, Selasa (4/9/2012).

    Kusbani menjelaskan tim studi kelayakan berjanji memberikan kenyamanan kepada para pedagang. Namun kenyataannya, sambung dia, masih ada kelompok atau orang tertentu yang bermaksud memerkeruh dan memanfaatkan kondisi ini.

    “Saya tidak mau menuduh darimana atau siapa orangnya, nanti malah keliru. Dengan adanya ancaman teror ini, berarti keinginan pedagang atau aspirasi pedagang belum terakomodasi semua,” jelas Kusbani.

    Kusbani menginginkan sosialisasi studi kelayakan belum final, perlu dikaji ulang. Ada beberapa hal yang perlu dikawal sebelum keputusan pemugaran pasar.

    “Kajian itu bisa dari pakar atau ahli yang mengerti tentang sejarah bangunan Pasar Klewer. Sebab, disini terdapat pula titik-titik bangunan berkategori benda cagar budaya. Nah, hal itu yang perlu diperhatikan. Jangan sampai asal bongkar saja,” papar Kusbani.

    Dalam proses kajian tersebut, pihaknya juga tidak mau melakukan intervensi apapun.

    “Kami sudah setuju namun dalam praktiknya selalu ditinggalkan. Sebenarnya ada apa,” terangnya.

    Sementara Ketua Kelompok 8 Paguyuban Pedagang Pelataran Pasar Klewer (P4K), Fatimah, mengaku akan menunggu proses hasil keputusan dari studi kelayakan.

    “Itu program pemerintah, jadi kami ikut saja apa yang menjadi keputusan pemerintah. Kalau ada pihak yang tidak setuju, ya silakan. Kami tidak bisa mengambil sikap, itu semua tergantung pemerintah,” papar kepada solopos.com, Selasa.


    Berita Selasa, 04/9/2012 16:36 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Optimalkan Pemasaran, Sentral Tanaman Hias Solo Akan Bangun Greenhouse
  • Di Balekambang Para Lansia Mengulangi Kenangan Masa Kecil
  • AKSI TERORISME SOLO: Pemkot Rencanakan Gelar Apel Solo Damai
  • Pedagang Klithikan Sampaikan Dukungan Jokowi DKI I
  • Baru Dua Parpol Serahkan Berkas ke KPU Solo
  • Optimalkan Pemasaran, Sentral Tanaman Hias Solo Akan Bangun Greenhouse

    Harian Kota Solo - Optimalkan Pemasaran, Sentral Tanaman Hias Solo Akan Bangun Greenhouse
    SOLO – Sub Terminal Agrobisnis Sentra Tanaman Hias (STA) Solo akan membangun tempat budidaya khusus bagi tanaman hias (greenhouse) di pasar tanaman hias Pucangsawit, Pucangsawit, Jebres sekitar akhir September mendatang.

    Ketua STA, Sularto, 56, mengharapkan, pembangunan greenhouse tersebut nantinya dapat mengatasi masalah pemasaran dan transportasi yang selama ini dirasakan pedagang tanaman hias di Solo. “Pembangunan ini adalah tindak lanjut dari proposal yang kami ajukan pada Dinas Pertanian Solo. Untuk mematangkan persiapan, pada 20 September mendatang para pedagang pasar tanaman hias Pucangsawit akan melakukan studi banding ke Sukabumi Jawa Barat,” katanya.

    Menurutnya, studi banding tersebut nantinya akan digunakan untuk menentukan tanaman hias apa yang diunggulkan STA Solo sebagai komoditas utama. “Hingga saat ini kami belum memiliki satu jenis tanaman hias unggulan, berbeda dengan STA di Sukabumi yang punya Pucuk Merah (Oleina Syzygium) sebagai tanaman unggulan mereka,” terangnya.

    Menanggapi hal tersebut, salah satu pedagang tanaman hias di pasar tanaman hias Pucangsawit, Jumadi, 55, mengatakan, saat ini ia bersama rekan-rekannya masih terus mencari tanaman hias pengganti tanaman Gelombang Cinta (Anthurium Plowmanii) yang sebelumnya merupakan tanaman unggulan STA Solo.


    Berita Senin, 03/9/2012 10:31 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Di Balekambang Para Lansia Mengulangi Kenangan Masa Kecil
  • AKSI TERORISME SOLO: Pemkot Rencanakan Gelar Apel Solo Damai
  • Pedagang Klithikan Sampaikan Dukungan Jokowi DKI I
  • Baru Dua Parpol Serahkan Berkas ke KPU Solo
  • KONFLIK SYIAH: Di Solo, Tak Ada Masalah Hubungan Syiah dan Umat Lain
  • Di Balekambang Para Lansia Mengulangi Kenangan Masa Kecil

    Harian Kota Solo - Di Balekambang Para Lansia Mengulangi Kenangan Masa Kecil


    “Kosik, iki piye carane ngeronce?”
    “Koyo zaman mbiyen pas ijik cilik kae lho Pak.”
    “Lha mbiyen aku ra tau dolanan koyo ngene?”
    “Waduh, yowes latihan dhisik. Tak ajari…”

    Begitulah penggalan kegusaran Marsam, 71, ketika mengikuti salah satu nomor lomba outbond Lansia, Minggu (2/9/2012), di Taman Balekambang. Kakek enam cucu ini dengan tekun mengikuti lomba yang seumur hidup belum pernah ia ikuti. Lomba meronce karet gelang adalah salah satu nomor yang dilombakan dalam rangka penyegaran pada kegiatan rutin Posyandu Mawar XI Kelurahan Pajang.

    Meskipun gagal meraih juara satu, namun Marsam cukup bangga karena bisa menyelesaikan rangkaian lomba tanpa hambatan yang berarti. Pria lanjut usai pensiunan salah satu bank di Solo ini mengaku bahagia bisa mengikuti lomba bersama teman-teman sebayanya. “Bisa bertemu dan berkumpul dengan teman-teman Lansia sangat menghibur,” terangnya.

    Marsam datang bersama 90 orang peserta lainnya dari RT 011 Kelurahan Pajang. Diantar bus berwana hijau, rombongan kakek-nenek ini begitu bahagia mengikuti serangkaian acara outbond. Tidak seperti outbond kebanyakan yang mengandalkan kekuatan fisik, outbond lansia ini disesuaikan dengan kemampuan peserta yang sebagian besar telah berusia lanjut.

    Rangkaian kegiatan outbond diawali dengan pemeriksaan tekanan darah oleh bidan Puskemas. Setelah selesai menjalani pemeriksaan, peserta diajak bermain lomba meronce karet gelang. Pada lomba yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan ini, masing-masing kelompok terdiri dari sepuluh orang peserta yang diberi waktu satu menit untuk meronce 20 karet gelang menjadi satu kesatuan. Tidak sedikit peserta yang gagal mengikuti lomba karena gelang yang mereka ronce menjadi ruwet. Jarmini, 55, dan Sudjiem, 62, adalah pasangan pemenang pada lomba ini.

    Kegiatan lain yang tidak kalah seru adalah meronce peniti. Sebanyak 10 buah peniti yang berukuran kecil diberikan kepada peserta lomba. Beberapa dari kakek-nenek ini tampak kesulitan menyelesaikan lomba. Peniti yang berukuran sangat kecil menjadi kendala bagi para lansia yang rata-rata telah memiliki masalah tangan gemetar. Dengan tangan gemetarnya, Mimi Riyatmi, 55 mampu menyelesaikan lomba dengan waktu tercepat.

    Acara yang paling meriah pada outbond lansia ini adalah oper bola. Seluruh peserta yang masih sehat dan kuat berdiri digiring ke tengah Taman Balekambang. Mereka dibagi menjadi empat lajur yang masing-masing terdiri dari 20 orang peserta. Bola berdiameter 20 cm dioper dari depan ke belakang dan sebaliknya. Riuh peserta yang bersemangat mewarnai pertandingan ini.

    Keluar sebagai juara adalah kelompok yang dipimpin Sastrowiyono, 91. Kakek sembilan cucu dan 21 buyut ini membagi rahasia bugarnya di usia senja. “Saya tidak nyirik [pantang makan] dan masih merokok sampai sekarang. Tapi saya juga rutin melakukan terapi. Badan saya masih enak sampai sekarang,” jelas purnawirawan TNI AD ini.

    Berbeda dengan Mbah Sastro yang masih bugar di usia 90 tahun lebih, Djumadi, 88, terpaksa harus mengikuti keseruan permainan teman-temannya dari atas kursi. Pasien penderita jantung dan beberapa penyakit lainnya ini kesulitan untuk berdiri dalam waktu yang lama. “Pinggang saya sakit kalau berdiri terlalu lama. Enggak kuat. Tapi saya sangat senang mengikuti kegiatan ini,” katanya.

    Menurut Sutarto, Ketua Panitia Outbond Lansia Posyandu Mawar XI Kelurahan Pajang, kegiatan ini rutin diikuti oleh 90 orang lebih setiap bulan sekali. Agenda yang dilakukan setiap bulan adalah pemeriksaan kesehatan, olahraga, ceramah kesehatan dan siraman rohani. Posyandu ini telah berdiri sejak dua tahun yang lalu.

    Lebih lanjut penyelenggara outbond lansia, Bagus Sujadi, menjelaskan acara outbond posyandu ini bertujuan menghimpun dan memberikan semangat teman-teman lansia di rukun tetangga yang ia pimpin. “Acara ini bertujuan agar para Lansia menghargai dan menghormati satu sama lain. Disamping itu juga menambah persatuan dan kesatuan diantara Lansia,” jelasnya.


    Berita Minggu, 02/9/2012 11:41 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • AKSI TERORISME SOLO: Pemkot Rencanakan Gelar Apel Solo Damai
  • Pedagang Klithikan Sampaikan Dukungan Jokowi DKI I
  • Baru Dua Parpol Serahkan Berkas ke KPU Solo
  • KONFLIK SYIAH: Di Solo, Tak Ada Masalah Hubungan Syiah dan Umat Lain
  • Tinjau Lapangan, Tim Juri Pusat Nilai Solo Hebat!
  • AKSI TERORISME SOLO: Pemkot Rencanakan Gelar Apel Solo Damai

    Harian Kota Solo - AKSI TERORISME SOLO: Pemkot Rencanakan Gelar Apel Solo Damai

    SOLO–Pascapenggerebakan orang-orang yang diduga pelaku aksi teror di sejumlah pos penjagaan polisi di Kota Solo, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana menggelar Apel Solo Damai yang diikuti 2.000 peserta.  Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan di lingkungan masing-masing. Kegiatan itu direncanakan akan berlangsung, Selasa (04/09/2012).

    Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, menerangkan apel digelar guna mengajak masyarakat untuk lebih banyak memainkan peran mereka dalam menjaga keamanan lingkungan.

    “Apel ini bukan dalam rangka show force, memamerkan [kekuatan], tetapi kami ingin menggugah bahwa keamanan adalah urusan semua. Saya bukan mengatakan aparat tidak mampu, tetapi banyak memainkan peran masyarakat,” jelasnya kepada wartawan, Sabtu (01/09/2012), di Balaikota.

    Diterangkannya, selama ini berbagai kegiatan untuk pengawasan keamanan lingkungan mulai dilupakan. Dicontohkannya, kegiatan seperti pengamanan masyarakat swakarsa (pam swakarsa) serta kegiatan ronda saat ini sudah hilang.

    “Ini bukan program baru, kewajiban kita masih banyak yang terlewatkan atau tidak dikelola dengan baik,” tambahnya.

    Sementara, Wawali FX Hadi Rudyatmo mengatakan apel itu akan diikuti unsur masyarakat seperti LPMK, RT, RW dan Ormas. Tak ketinggalan unsur Polri dan TNI.

    “Kegiatan ini untuk meningkatkan pentingnya siskamling sebagai wujud partisipasi masyarakat,” ujarnya kepada wartawan seusai menghadiri jumpa pers bersama Kapolri di Aula Mapolres, Sabtu.


    Berita Sabtu, 01/9/2012 14:34 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Pedagang Klithikan Sampaikan Dukungan Jokowi DKI I
  • Baru Dua Parpol Serahkan Berkas ke KPU Solo
  • KONFLIK SYIAH: Di Solo, Tak Ada Masalah Hubungan Syiah dan Umat Lain
  • Tinjau Lapangan, Tim Juri Pusat Nilai Solo Hebat!
  • Anggota Grup Senam PMS Ikuti Halalbihalal