- Pameran Seni: Rivers of the World
Jumat, 01 Februari 2013 - Senin, 04 Februari 2013 - Grebeg Sudiro 2013
Minggu, 03 Februari 2013 - Festival Ketoprak 2013
Jumat, 15 Februari 2013 - Selasa, 19 Februari 2013 - Solo Carnaval 2013
Sabtu, 16 Februari 2013 - Gunungan Charity Boat Race 2013
Minggu, 17 Februari 2013 - Festival Jenang Solo 2013
Minggu, 17 Februari 2013 - Pameran Wayang Beber
Selasa, 19 Februari 2013 - Minggu, 24 Februari 2013
Harian Kota Solo
Agenda Kota Solo Bulan Februari 2013
Agenda Kota Solo Bulan Januari 2013
- Pameran Seni Rupa: Imaji Batik
Selasa, 08 Januari 2013 pk. 09:00 WIB - Minggu, 13 Januari 2013 pk. 20:00 WIB - Sekaten 2013
Kamis, 17 Januari 2013 pk. 09:00 WIB - Kamis, 24 Januari 2013 pk. 21:00 WIB - Festival Sinema Prancis di Solo
Sabtu, 19 Januari 2013 pk. 17:00 WIB - Minggu, 20 Januari 2013 pk. 21:15 WIB - Grebeg Mulud 2013
Kamis, 24 Januari 2013 pk. 09:00 - 15:00 WIB - Gondrong Gunarto music concert "DUKKHA" Suffering Peace Greatfullness
Jumat, 25 Januari 2013 pk. 20:00 - 22:00 WIB - Bedah Buku "Tafsir Keris"
Sabtu, 26 Januari 2013 pk. 09:30 - 12:00 WIB - Parkiran Jazz Januari 2013
Kamis, 31 Januari 2013 pk. 19:30 - 21:00 WIB
HOTEL MALIYAWAN: Pemkot Lepas Tangan Soal Maliyawan
SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tak ambil pusing dengan jatuhnya kepemilikan aset Hotel Maliyawan, Tawangmangu kepada pihak perseorangan. Pemkot mengklaim segala keputusan atas Maliyawan menjadi hak prerogatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, saat ditemui di Balaikota, Rabu (12/9/2012). Menurut Budi, Pemkot sama sekali tak memiliki hak terhadap tanah Maliyawan.
âMau dijual ke siapapun, itu menjadi hak provinsi. Kami tak punya hak apapun dan tak bisa berbuat apa-apa,â tegasnya.
Sekda menekankan, sejak awal Pemkot hanya berlaku sebagai penyewa lahan. Selain itu, imbuhnya, pemilik lahan tidak memiliki kewajiban untuk memberitahukan kepada penyewa ihwal masa depan tanah paska sewa berakhir.
âTidak ada ketentuan yang mengharuskan Pemprov memberitahu kami mau dijual atau diapakan lahan itu selanjutnya,â jelas dia.
Budi memastikan pihaknya tak akan tinggal diam jika tanah itu memang milik Pemkot Solo. Dengan fakta yang ada, pihaknya tentu tak mau mengambil risiko lebih jauh terkait kepemilikan Maliyawan.
âDengan ketentuan apa kami ikut campur urusan pemilik lahan. Tidak ada dasarnya,â tutur Budi.
Meski demikian, pihaknya salut dengan DPRD yang bersikap kritis ihwal indikasi penyelewengan tanah Maliyawan. Namun Sekda menyayangkan kecurigaan tersebut malah ditimpakan kepada Pemkot. Menurutnya, dugaan kalangan legislatif itu salah alamat.
âSekali lagi, kami tidak memiliki landasan hukum terkait kepemilikan tanah Maliyawan. Kalau disuruh meminta dan yang memiliki tidak memberikan, ya kami tak punya landasan hukum untuk meminta.â tegasnya.
Sebelumnya, DPRD menyoroti adanya kejanggalan dalam proses pelepasan aset Maliyawan kepada pihak perseorangan yang disinyalir taipan bisnis di Kota Bengawan. Menurut kronologis yang dihimpun dari Badan Pertanahan Negara (BPN) Karanganyar, nama Walikota Solo, Joko Widodo, tercatat menyetujui penyerahan aset kepada Direktur PT Citra Mandiri Jawa Tengah, pada 10 Juni 2011.
Berita Rabu, 12/9/2012 14:20 - sumber: Solopos
Berita Lainnya:
KRISIS AIR: Diduga Akibat Rusunawa Kerkov, 60 KK di Jebres Kesulitan Air
SOLO–Seluruh warga RT 004/RW 007 Rejosari, Purwodiningratan, Jebres, mengalami kesulitan air pascapembangunan Rusunawa Kerkov. Setidaknya 60 kepala keluarga (KK) harus memutar otak untuk mencari aliran air tiap harinya.
Menurut Ketua RT 004/RW 007 Rejosari, Andy Budiono, minimnya aliran air telah berlangsung sebulan terakhir. Kondisi memprihatinkan tersebut, imbuhnya, memaksa warga ngangsu air hingga Kecamatan Jebres.
âSetiap pagi saya selalu mandi di kantor kecamatan. Sore di Gereja Margoyudan. Lha gimana lagi, di rumah airnya seret,â ujar Andy saat ditemui di kediamannya, Selasa (11/9/2012).
Lelaki yang juga berprofesi linmas Kecamatan Jebres itu mengungkapkan, warga setempat memang cenderung menggunakan air tanah dibanding PDAM. Pasalnya, imbuh dia, kualitas dan kelancaran air tanah di tempatnya baik-baik saja sebelum pembangunan Rusunawa Kerkov.
âSaya tidak tahu kok bisa begini. Sumur sudah saya perdalam hingga 16 meter tapi airnya masih belum lancar,â katanya sambil menggelengkan kepala.
Seorang warga lain, Kiptiyah, juga dibikin pusing dengan minimnya pasokan air. Kiptiyah mengungkapkan, air tanah dari sumurnya selama ini digunakan untuk mandi, mencuci dan konsumsi minum.
âSekarang sehari cuma satu ember besar, setelah itu mati. Nanti sore ngalir lagi sedikit-sedikit. Jadi harus benar-benar dihemat airnya,â kata dia.
Dia memaparkan, sebelum pembangunan Rusunawa Kerkov, aliran air di rumahnya cukup lancar. Ia menuding keberadaan sumur di Rusunawa menjadi penyebab macetnya aliran air warga.
âDugaan orang bodo kayak saya, mungkin airnya kesedot sama sumur dalam di Rusunawa. Lha sebelum ada itu lancar-lancar saja kok,â tukasnya sembari berharap Pemkot segera menanggulangi masalah tersebut.
Kepala Bagian (Kabag) Kesra Pemkot Solo, Sri Kadarwati, mengimbau warga segera lapor ke RW dan kelurahan setempat untuk meminta dropping air. Namun demikian, pihaknya ragu RT setempat bisa masuk kriteria penyaluran dropping air.
âOpsi dropping air ini kalau sudah tidak ada solusi lain. Warga Purwodiningratan kan masih bisa pasang PDAM,â katanya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Agus Djoko Witiarso, membantah kesulitan air warga bersumber dari sumur Rusunawa Kerkov. Pihaknya menerangkan, rusunawa menggunakan sumber air yang berbeda dari sumur warga.
âAir di rusunawa diambil dari sumur dalam, bukan sumur dangkal seperti milik warga. Jadi enggak ada pengaruhnya,â tegas dia.
Pihaknya menengarai musim kemarau-lah yang menjadi faktor kekeringan di Purwodiningratan. Pasalnya, imbuh dia, air sumur dangkal dipasok dari infiltrasi air hujan.
Pihaknya pun memastikan sumur di rusunawa tak akan mengganggu aliran air warga saat mulai dioperasikan.
âGimana bisa mengganggu kalau sekarang saja belum dihuni. Setelah ditempati pun, kami jamin tidak ada masalah.â
Berita Selasa, 11/9/2012 16:23 - sumber: Solopos
Berita Lainnya:
Integrasi Wujudkan Mimpi Solo Bebas Macet
Pohon tua nan rimbun itu berdiri di tepian jalan yang padat kendaraan. Sederet kursi, taman air serta tiang lampu hiasan ditata mengitarinya. Paving-paving terpasang rapi dan bersih, membuat nyaman para pejalan kaki di sana. Sejumlah anak-anak pun tampak bermain dengan riang tanpa diliputi rasa waswas.
Jauh hari sebelumnya, tempat itu merupakan kawasan padat PKL yang kumuh. Banyak hunian warga dibangun dengan melanggar batas inland kadaster (ika). Sejak dimulai program penataan, kawasan Jl Kapten Mulyadi itu berubah. Bukan hanya keindahan visual yang disuguhkan, hak-hak para pejalan kaki juga dikembalikan.
âDan Solo komitmen untuk terus memperbanyak jalur bagi pejalan kaki. Sehingga, perpindahan manusia tak harus dengan kendaraan,â kata Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Solo, Sri Baskoro, kepada Solopos.com, akhir pekan lalu.
Pembangunan kawasan padestrianâ"seperti di Jl Kapten Mulyadi di atasâ"hanyalah satu di antara sekian program Solo Move People Not Car, sebuah program untuk mengatasi keruwetan lalu lintas. Masyarakat diajak untuk hidup sehat dengan membiasakan berjalan kaki, naik sepeda kayuh, atau menaiki tranportasi massal ketika ingin berpindah dari satu jarak ke jarak lainnya.
âItulah sebabnya, infrastruktur harus mulai dibenahi sejak sekarang,â tambahnya.
Sedikitnya ada 31 strategi yang disiapkan Pemkot Solo untuk mengurai kemacetan yang melanda Kota Solo, akhir-akhir ini. Program itu antara lain pembangunan underpass, fly over, penataan parkir luar kota dan penerapan parkir progresif, penataan trayek, Solo Car Free Day, pembangunan jalan lingkar, pengembangan sistem multimoda, peningkatan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL), peningkatan jalur lambat, peningkatan tranportasi massal hingga mengeluarkan kebijakan melarang siswa SMP naik sepeda motor.
âTahun depan, BST (Batik Solo Trans) dengan tujuh koridor sudah bisa dioperasikan. Saat ini, masih menunggu payung hukum pengoperasian BST,â ujar Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Soedrajad.
Yosca optimistis dengan peningkatan kualitas tranportasi massal seperti BST, KA Kota hingga bus pariwisata, kepercayaan masyarakat terhadap transportasi massal akan kembali pulih.
âSelama ini, harus diakui tranportasi massal masih jauh dari ideal. Tak nyaman, tak aman, tak tepat waktu. Penumpang hanya membuang-buang waktu di jalanan,â kritik Yosca.
Meski demikian, upaya mewujudkan mimpi Solo bebas macet bakal sulit terwujud tanpa kerja sama dengan pemerintah daerah di sekitarnya. Dalam pembahasan jalur trayek misalnya, Solo harus duduk bersama dengan pemerintah daerah.
âDalam pembangunan underpass Makam Haji atau fly over Palur adalah contohnya. Solo kan ikut terkena macet. Akibatnya, jalur harus dialihkan semua. Nah, inilah pentingnya penataan lalu lintas terintegrasi,â jelas Baskoro.
Berita Senin, 10/9/2012 17:01 - sumber: Solopos
Berita Lainnya:
PASAR MEBEL SOLO: DPRD Minta DPP Ajukan Dana Perbaikan
SOLO–DPRD Solo memberikan apresiasi lebih kepada pedagang Pasar Mebel di Ngemplak, Solo. Pasalnya, selama ini pedagang bisa mandiri meskipun tidak ada kucuran dana dari APBD pascakebakaran yang terjadi di pasar tersebut beberapa tahun silam.
Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, mengatakan sudah seharusnya Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) memikirkan kelangsungan para perajin mebel di pasar tersebut.
âKami mengapresiasi para pedagang Pasar Mebel. Selama ini mereka secara mandiri memperbaiki los dan kios mereka. Mereka tidak menunggu kucuran dana untuk memperbaiki los dan kios yang terbakar. Mereka menggunakan terpal atau bahan penutup lainnya agar bisa tetap berjualan,â paparnya, Minggu (9/9/2012).
Kondisi di pasar tersebut, jelasnya, berbeda dengan pasar lainnya. âPasar lain harus menunggu mendapatkan bantuan dari APBD atau sumber pendanaan lainnya,â terangnya.
Lantaran hal tersebut, Sukasno meminta kepada DPP untuk mengajukan anggaran pembangunan Pasar Mebel pada 2013 mendatang.
Berita Senin, 10/9/2012 08:50 - sumber: Solopos
Berita Lainnya:
Pelajar SMP Temukan Puluhan Amunisi di Sungai Bengawan Solo
Soloâ"Sebanyak 27 butir amunisi kaliber 39 mm ditemukan seorang pelajar SMP di sungai Bengawan Solo, tepatnya di bawah jembatan rel kereta api di Losari, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (9/9) siang. Amunisi itu ditemukan Sigit Mandala Sakti, warga setempat ketika sedang mengeruk lumpur mencari cacing untuk umpan memancing.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjimaâin, ketika dimintai konfirmasi Espos, Minggu malam, menyampaikan amunisi-amunisi itu ketika ditemukan berada dalam botol bekas tempat air mineral. Kondisi amunisi tersebut berkarat dan berlumpur. Namun, setelah polisi memeriksa amunisi itu ternyata masih aktif.
âDiperkirakan amunisi itu terpendam sudah sangat lama. Anak itu bisa menemukan lantaran air Sungai Bengawan Solo telah surut. Setelah ada laporan kami langsung mengamankan amunisi itu,â terang Asjimain.
Kapolresta menceritakan, ketika itu beberapa anak berniat ingin mencari cacing sebagai umpan memancing. Sigit secara tak sengaja mengeruk tanah di tepi Sungai Bengawan Solo di bawah jembatan rel kereta api di Losari. Saat mengeruk tanah Sigit kaget lantaran mendapati butiran-butiran peluru yang terdapat dalam botol bekas tempat air mineral.
âTak lama anak itu melaporkan hasil temuannya itu ke Polsek Pasar Kliwon,â urai Kapolresta.
Hanya saja ia belum bisa memastikan amunisi itu terpendam berapa lama dan milik siapa. Oleh karena itu, pihaknya akan menyelidiki lebih lanjut. Sementara, amunisi-amunisi itu diamankan di Mapolsek Pasar Kliwon.
Berita Minggu, 09/9/2012 21:24 - sumber: Solopos
Berita Lainnya: